Islam dan lingkungan hidup

Regita wismi cahyani

Islam dan lingkungan hidup 

Term al-Qur'an yang terkait dengan kerusakan lingkungan; kerusakan laut oleh manusia dalam perspektif al-Qur'an

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Disini saya membuat artikel tentang kerusakan lingkungan yang berjudul "pencemaran laut oleh manusia dalam perspektif al-Qur'an". sejak semula Al-Qur'an telah menyatakan bahwa bumi dan 
seisinya diciptakan untuk manusia. Artinya, bumi merupakan lingkungan yang disediakan oleh Allah untuk 
manusia.  Al-Qur'an menyatakan bahwa keberadaan manusia di bumi adalah sebagai khalīfah. Term khalīfah yang 
makna hakikinya adalah “mengganti orang lain dalam suatu pekerjaan”, yang dimaksudkan adalah bahwa manusia telah 
dijadikan sebagai wakil Allah di muka bumi untuk mengatur, merawat, dan memelihara bumi ini sebagaimana yang dikehendakioleh-Nya. Tugas ini dibebankan kepada manusia, karena manusialah satu-satunya makhluk Allah yang layak untuk 
mengemban amanat ini.
Firman Allah SWT yang menugaskan manusia sebagai khalifah untuk memakmurkan bumi dan melestarikan lingkungan,  antara lain :
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُواْ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاء وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ
”Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 30)
وَإِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُواْ اللّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَـهٍ غَيْرُهُ هُوَ أَنشَأَكُم مِّنَ الأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَاسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُواْ إِلَيْهِ إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُّجِيبٌ
“Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. dia Telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, Karena itu mohonlah ampunan-Nya, Kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya).” (QS. Huud [11]: 61)

Tingkat pencemaran laut di Indonesia makin hari makin parah. Pencemaran berat terjadi terutama di kawasan laut sekitar dekat muara sungai dan kota-kota besar. Kondisi tersebut secara langsung telah menjadi ancaman serius bagi laut Indonesia dengan segala potensinya.

Komponen-komponen yang menyebabkan pencemaran laut seperti, limbah industri, limbah pertanian dan perumahan / penyebaran organisme asing di dalam laut yang berpotensi memberi efek berbahaya, penggunaan bahan-bahan pembersih yang mengandung bahan-bahan kimia berbahaya, dan buangan/ tumpahan minyak.


Pencemaran laut ini terjadi di seluruh pesisir lautan indonesia. Teluk betung Bandar Lampung salah satu kawasan dengan pencemaran laut terparah. Warna air laut diteluk betung ini semakin menghit dan sampah yang rapat mengambang di permukaan air. Pencemaran itu berasal dari limbah masyarakat.

Akibat pencemaran laut:
1. Organisme laut
2. Terhadap ekosistem laut
3. Manusia
4. Kegiatan pariwisata dan industri

Dalam hal ini bisa dipahami dari firman allah ini:


ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
" Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."(ar-Rūm/30: 40)
Ayat di atas menyebut darat dan laut sebagai tempat terjadinya fasad itu. Ini dapat berarti daratan dan lautan menjadi arena kerusakan, misalnya dengan terjadinya pembunuhan dan perampokan di kedua tempat itu dan dapat juga berarti bahwa darat dan laut sendiri telah mengalami kerusakan, ketidakseimbangan, serta kekurangan manfaat. Laut telah tercemar sehingga ikan mati dan hasil laut tercemar. Daratan semakin panas sehingga terjadi kemarau panjang. Alhasil, keseimbangan lingkungan menjadi kacau. Inilah yang mengantar sementara ulama kontemporer memahami ayat ini sebagai isyarat tentang kerusakan lingkungan. Bahwa ayat di atas tidak menyebut udara, boleh jadi karena yang ditekankan di sini adalah apa yang tampak saja, sebagaimana makna kata zhahara yang telah disinggung di atas apalagi, ketika turunnya ayat ini, pengetahuan manusia belum menjangkau angkasa, lebih-lebih tentang polusi.

Firman Allah yang lain :
وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ
" Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) 
dengan baik. Berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh 
harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang 
berbuat kebaikan." (al-A‘rāf/7: 56)

Semoga artikel ini bermanfaat untuk kita semua kurang lebih nya saya mohon maaf karena kesempurnaan hanya milik Allah Swt, sekian yang bisa saya sampaikan dalam artikel saya ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarokatuh

Komentar